Pages

Tuesday, August 21, 2018

Suka Duka Volunteer Asian Games 2018

INILAHCOM, Jakarta - Terlibat sebagai volunteer event besar seperti Asian Games 2018 banyak mengalami suka duka, seperti yang dialami seorang volunteer asal Parung Panjang.

Namanya Dian Saputra, seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Jakarta, ia harus menempuh perjalanan selama kurang lebih 45 dari rumahnya di Parung Panjang menggunakan moda transportasi umum Commuterline menuju Stasiun Palmerah kemudian melanjutkan perjalanan menuju kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, menggunakan ojek online.

Dian tak menyangka dirinya mendapat kesempatan menjadi volunteer di Asian Games 2018, padahal awal ia mengajukan persyaratan sempat ditolak karena ada berkas yang kurang.

"Saya daftar lalu nyerahin syarat (volunteer Asian Games 2018) dari bulan September 2017. Sempet ditolak, terus pas bulan Februari saya kaget dapat panggilan lolos seleksi jadi volunteer," ujar Dian kepada INILAHCOM saat bertemu di Stasiun Palmerah, Selasa (21/8/2018) siang WIB.

Dian bercerita setelah diterima jadi volunteer ia dan 1.500 volunteer lainnya dari seluruh Indonesia diharuskan mengikuti pelatihan khusus selama dua pekan. Dalam pelatihan tersebut para volunteer dibekali pemahaman komunikasi personal yang baik.

"Sebelum Asian Games dimulai, kira-kira akhir Juli, yang diterima jadi volunteer dikumpulin buat training. Dikasih materi tentang gimana komunikasi sama orang dan harus bisa jaga sikap juga," ia melanjutkan.

Selama bertugas di Asian Games 2018, Dian punya sejumlah pengalaman menyenangkan. Salah satunya bisa bertemu dengan orang-orang penting di balik berlangsungnya Asian Games 2018 serta pejabat negara.

"Senengnya, pas ada acara jamuan makan malam di hotel, saya bisa ketemu Pak Erick (Thohir, Ketua INASGOC), salaman sama foto. Pas lagi saya jaga scan id card, ketemu Pak Anies Baswedan, terus ketemu juga sama Menpora di venue," tandasnya sambil semringah.

Namun demikian, Dian juga pernah mengalami hal tidak menyenangkan saat menjalan tugasnya. Ia sempat dibuat kesal dengan atlet dan ofisial yang kurang bisa diberi pemahaman mengenai aturan di area venue.

"Saya kan tugasnya di venua menembak. Pernah ada atlet yang id card-nya gak bisa di-scan tapi mereka maksa tetap ingin masuk. Sudah dijelasin permsalahannya. Tapi mereka kayaknya juga komunikasinya gak bagus, bahasa Inggris-nya sekenanya aja."

"Kalau udah begitu, kami yang harus inisiatif, ya harus ke panitia pusat ngurus id-card mereka," ia menyambung.

Dian senang menjadi volunteer Asian Games 2018 bukan hanya mendapat aksesoris yang keren, tetapi juga membuatnya punya banyak kenalan baru dan melatihnya bisa berkomunikasi dengan orang banyak.

"Jadi volunteer kita dikasih kaus tiga setel, celana dua setel, sepatu, tas dan pengenal. Untuk uang transport dan makan dikasih Rp 150 ribu per hari."

"Pokoknya seru jadi volunteer, dapet temen baru dan bisa saling tuker cerita enak-enggaknya selama kerja," ia memungkasi.

Let's block ads! (Why?)

from Inilah.com - Terkini kalo berita gak lengkap buka link disamping https://ift.tt/2LfZFVA

No comments:

Post a Comment